SERDANG BEDAGAI. Memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada 8 Maret setiap tahunnya, Badan Pengurus Wilayah (BPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan diskusi dan konsolidasi petani Perempuan di Desa Pamah, Serdang Bedagai, Sabtu kemarin (07/02).
Diskusi yang membahas tentang “peranan petani perempuan dalam konflik agraria dan peran sebagai ibu kedaulatan pangan” ini dihadiri oleh puluhan perempuan petani SPI Sumut dan digelar sederhana di atas lahan perjuangan.
Ketua BPW SPI Sumut menyampaikan, perempuan selalu menjadi bagian sangat penting dalam proses perjuangan mengambil hak kembali atas tanah. Hal in tercermin di banyak tempat di Sumatera Utara, (petani) perempuanlah yang jadi motor perjuangan.
“Ada banyak kasus dan konflik agraria yang terjadi di Sumut di mana kita kaum perempuanlah yang jadi kunci keberhasilan perjuangan. Contohnya adalah peristiwa heroik yang terjadi antara tahun 2007-2008. Sebanyak 160 perempuan mempertaruhkan nyawa dengan tidur di jalan. Mereka siap ditabrak dan dilindas truk pengangkut sawit milik sebuah perusahaan sawit besar di daerah Mandoge, Kabupaten Asahan. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan tanah dan keluarga yang telah direbut korporasi sawit itu,” papar Zubaidah kepada para peserta diskusi.
Zubaidah menambahkan, dalam penegakan kedaulatan Pangan, perempuan adalah penanam, penyedia, pemilih pangan sehat untuk masyarakat.
“Kita petani perempuan adalah penjaga kedaulatan pangan, jadi kita harus bangga menjadi petani perempuan yang terus menjaga tradisi pertanian kita turun temurun, yang ramah lingkungan. Selamat hari perempuan internasional, hidup petani perempuan,” tambah Zubaidah.