Untuk para petani perempuan di seluruh dunia!
Tanggal 8 Maret adalah hari perjuangan, perlawanan dan kecaman dari sistem kapitalis, perusahaan-perusahaan transnasional (TNC), patriarki dan neo liberalisme. Tindakan ini menindas, mengeksploitasi dan melanggar hak asasi petani perempuan. Tanggal 8 Maret juga merupakan hari solidaritas dengan perjuangan perempuan.
Sebagai petani perempuan, kami berkomitmen penuh untuk perjuangan untuk kedaulatan pangan sebagai solusi untuk perubahan sistemik. Ini termasuk perjuangan kita untuk akses ke tanah, air, kesehatan dan benih. Kami menggunakan agroekologi sebagai praktik politik yang membayangkan sebuah dunia yang dibangun di atas prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan.
Selama dua dekade ini, banyak perubahan penting terjadi dalam kondisi kehidupan perempuan pedesaan di seluruh dunia, serangan kapitalisme di dunia pertanian dan penguasaan sistem pangan oleh perusahaan-perusahaan multinasional telah menggiring jutaan petani menjadi buruh tani, mengakibatkan tingginya migrasi perempuan pedesaan, pengusiran paksa dari lahan pertanian dan perampasan lahan, menciptakan perubahan dalam keluarga dimana perempuan harus menjadi tulang punggung keluarga. Perpindahan perempuan sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan tingkat kekerasan yang diderita oleh perempuan, situasi ini lebih parah akibat diskriminasi yang juga mereka alami di negara penerima.
Melihat kenyataan ini langkah besar yang harus kita lakukan adalah mengakhiri ketidak adilan dan menghapuskan kemiskinan dan menempatkan petani sebagai penyedia dan penjamin pangan yang sehat bagi masyarakat, dan mengakui peran penting petani perempuan.
Perjuangan dan aksi kami terhadap Kedaulatan Pangan telah memberikan kesempatan bagi perempuan untuk tampil dalam partisipasi historis kami di perkembangan sistem pangan di dunia dan peran yang kami mainkan sejak ditemukannya sistem pertanian, dalam pengumpulan dan pembiakan benih, dalam perlindungan dan pemeliharaan keragaman hayati dan sumber-sumber genetik, menempatkan kami sebagai pilar utama.
Kebijakan neo-liberal menciptakan kondisi tertekan, diskriminasi dan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan pemudi di daerah perdesaan. Ketidak amanan dan ketidakstabilan dalam pekerjaan perempuan, kurangnya perlindungan sosial, membiarkan eksploitasi terus berkembang, iklim kekerasan yang merusak martabat kita.
Oleh karena itu, perlu bagi kita, petani perempuan di dunia, untuk memanfaatkan moment 8 Maret, untuk memobilisasi, mengambil tindakan dan membela hak-hak, tanah, benih , makanan sehat dan meningkatkan suara kami untuk mengatakan Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan, cara-cara yang sesuai dengan perjuangan masing-masing, tujuan dan konteks lokal.
Kami berkomitmen untuk membangun aliansi untuk perjuangan petani perempuan terhadap modal dan kekerasan heteropatriarchal.
Kami petani perempuan SPI akan berjuang tanpa kompromi melawan segala bentuk kekerasan di wilayah perdesaan. Membangun kegiatan-kegiatan yang penting bagi gerakan petani untuk memajukan sosial-politik dan melakukan pelatihan teknis dengan metode pengajaran yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal kesetaraan gender,Petani perempuan yang terorganisir akan meraih masa depan yang cemerlang.
Hentikan kekerasan terhadap perempuan!
Globalisasikan Perjuangan, Globalisasikan Harapan!
Siti Inayah
Departemen Perempuan SPI
0813 2662 3497