MEDAN. Geliat pertanian organik telah merambah ke perkotaan. Salah satunya adalah lahan yang dikelola oleh sepasang suami istri di kawasan Johor, Medan, Sumatera Utara. Dengan berbekal lahan seluas 3.000 meter persegi mereka telah berhasil menyediakan kebutuhan sayuran untuk 500 KK di daerahnya.
Darno sang suami yang sehari-harinya berprofesi sebagai pegawai rendahan memulai bertani sejak tiga tahun lalu dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya akan sayuran.
“Waktu itu saya tidak punya lahan dan hanya punya niat untuk bertani. Alhamdulillah ada lahan di dekat rumah kami yang terlantar dan menganggur. Setelah minta izin kepada yang empunya, beliau mengizinkan saya untuk mengelola lahan miliknya tanpa dikenai biaya apa pun,” ungkap Darno di saung kecil miliknya, jumat pagi (27/01).
Berdua bersama istrinya, Darno pun giat mengerjakan lahan terlantar tersebut. Akhirnya, berbekal ketekunan, mereka berhasil “menyulap” lahan terlantar tersebut menjadi lahan pertanian produktif dengan berbagai tanaman sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, timun, buncis, tomat, cabe, paria, hingga pepaya.
“Awalnya kami hanya berniat untuk mencukupi kebutuhan sayur di rumah, tapi kini hasilnya justru bisa menambah untuk membeli berbagai kebutuhan rumah tangga, sekarang kami juga dibantu oleh kedua anak kami,” ungkap Marni, sang istri.
Darno pun menjelaskan bahwa dalam bertani dia cukup banyak terbantu dengan metode pertanian organik yang didapatnya dari Serikat Petani Indonesia (SPI).
“Setelah beberapa kali bertukar pendapat dengan para kader pertanian berkelanjutan SPI, kami cukup terbantu untuk menerapkan metode pertanian yang berkelanjutan dalam bertani sehari-hari,” ungkap Darno.
Mengenai pemasaran produk hasil pertaniannya, Darno menyebutkan bahwa dirinya tidak menggunakan teknik-teknik khusus.
“Biasanya pembeli langsung datang kemari, memilih ingin membeli apa, dan langsung kami petikkan. Selain warga sekitar sini, kami juga sudah mempunyai langganan dari luar kota. Jika ingin kemari biasanya mereka memberitahu terlebih dahulu lewat ponsel,” jelasnya.
Andriana Tarigan, salah seorang pelanggan Darno menyampaikan bahwa keluarganya selalu membeli sayuran dari ladang milik Darno.
“Karena organik, sayurannya selalu segar dan menyehatkan, yang pasti harganya tidak mahal,” tutur Andriana yang tinggal tidak jauh dari ladang Darno.
Di tempat yang terpisah, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumatera Utara, Wagimin menyampaikan bahwa pertanin perkotaan memang harus digalakkan untuk menjamin kedaulatan pangan masyarakat perkotaan.
“Di wilayah Medan ini, selain Pak Darno, masih ada petani-petani SPI lain yang juga menerapkan konsep pertanian berkelanjutan yang alhamdulillah berkontribusi terhadap kedaulatan pangan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya,” ungkap Wagimin