BATANG. Seorang petani bernama Suroso, umur 57 tahun, menderita luka di pipi sebelah kiri karena terkena sabetan samurai dari seorang preman yang di sewa oleh tuan tanah untuk mengusir para petani dari lahan garapannya (8/10). Konflik agraria yang dialami anggota SPI Cabang Batang di Desa Kencono Rejo dengan beberapa oknum belum juga terselesaikan. Hingga saat ini eskalasi konfliknya semakin memanas, puncaknya terjadi kemarin pagi, preman ngamuk dan membacok seorang petani.
Kejadian berawal pada minggu pagi, saat itu para petani sedang bertani di lahan garapan tiba-tiba muncul Cayono, seorang preman bayaran dengan menenteng samurai mengusir para petani untuk meninggalkan lahan garapan mereka. Namun permintaan preman tadi tidak digubris oleh para petani. Cayono melampiaskan kekesalannya dengan mencari Suroso salah seorang tokoh petani setempat. Karena merasa tidak bersalah Suroso menghampirinya, tiba-tiba Cayono mengayunkan samurainya ke leher Suroso sambil mengancam akan membunuh dan mengeluarkan isi perutnya. Suroso berusaha berkelit dan menangkis samurai tersebut dengan tangan kosong, namun sabetan samurai Cayono mengenai pipi kirinya.
Pada minggu sore Suroso melaporkan kejadian tersebut kepada ketua SPI Kabupaten Batang, Rokhim Sutarjo. Kemudian Rokhim membawa Suroso ke RSUD Kabupaten Batang untuk mendapatkan perawatan dan visum. Rencananya, SPI Cabang Batang akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Rokhim berharap polisi bertindak secara adil terhadap kasus ini. Menurut Rokhim, bukan sekali ini saja para petani mendapatkan perlakuan kasar dan intimidasi dari para preman. Namun Polisi seakan membiarkannya, seperti pada beberapa waktu yang lalu saat para preman merusak tanaman petani, meski telah dilaporkan pihak kepolisian tidak pernah mengusutnya sampai tuntas.