Peternak sapi perah di Boyolali sulit menaikkan kuantitas dan kualitas susu karena peternak harus berhadapan dengan kebijakan industri pengolahan susu yang menurunkan harga dan menetapkan kuota penyerapan. Hal tersebut membuat kesulitan baru yang muncul dalam sektor pertanian di Indonesia.
Disamping penurunan kuota, peternak juga harus bersaing dengan harga susu impo sehingga harga susu lokal turun dari Rp 3.000 per liter menjadi Rp 2.700 per liter. Padahal peternak sudah berupaya untuk meningkatkan kualitas susu hingga memenuhi standar yang ditetapkan industri pengolahan susu antara lain padatan (solid) diatas 11 persen dan lemak (fat) diatas 3,4 persen.
Untuk kondisi saat ini, ada kecenderungan stagnasi produksi dan populasi sapi perah pasca kebijakan industri pengolahan susu menurunkan harga susu. Penurunan produksi susu sapi akan kembali berulang jika tidak ada perbaikan harga beli ditingkat petani.
Melihat kondisi seperti diatas dibutuhkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah susu impor. Pemerintah harus berupaya membangun kedaulatan pangan dengan mendorong tumbuhnya industri susu nasional yang kuat dan memberikan dukungan penuh terhadap peternakan susu rakyat, karena di Indonesia peternakan rakyat menyumbangkan lebih dari 90 persen produksi susu nasional.