Puluhan Ribu Petani SPI Rayakan #HariTani 2015 (2)

hari_tani_sumatera_selatan_2015

OGAN KOMERING ILIR. Memperingati perayaan Hari Tani Nasional 2015, para petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan aksi simpatik di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) (22-24/09).

Ahmad Fitriyadi, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumsel menyampaikan, peringatan Hari Tani tahun ini adalah momen yang pas untuk mempertegas peran petani yang tidak hanya memberi makan dunia, namun juga melestarikan lingkungan sekitarnya. Hal ini ditegaskan Ahmad Fitriyadi dan petani lainnya dengan membentangkan spanduk sepanjang 50 meter bertuliskan “Kami siap menjaga lahan gambut dan hutan dari kebakaran tapi beri kami tanah untuk hidup” di atas jembatan di Desa Kuro, Pampangan, OKI, Sumsel.

“Kami bersyukur, pemerintahan Jokowi-JK mengungkapkan siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas bencana kebakaran hutan dan lahan gambut selama ini. Biasanya, setiap kali terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut selalu masyarakat yang disalahkan. Dengan sikap ini, jelas sekali jutaan hektar lahan gambut dan hutan yang dititipkan negara kepada para pelaku usaha gagal dijaga. Sebagai apresiasi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK kami menyatakan siap menjaga hutan dan lahan gambut dari kebakaran,” kata Ahmad Fitriyadi (23/09).

Ahmad Fitriyadi melanjutkan, untuk mengemban tugas tersebut, para petani di Indonesia (terkhusus di Sumatera Selatan), harus diberikan lahan untuk bertani.

“Jika kami diberi lahan untuk sehingga kami dapat bertani dan berkebun, jelas kami akan menjaga lahan gambut dan hutan dari kebakaran.  Tidak perlu diupah dan diberi seragam sebagai tenaga pemadam kebakaran. Kami menjaga karena kami merasa memiliki,” katanya.

Ahmad menambahkan, pemerintahan Jokowi-JK berjanji akan bagikan lahan seluas 9 juta hektar sebagai bagian dari program pembaruan agraria yang tercantum dalam Nawa Cita dan RPJMN.

“Semoga redistribusi lahan ini disegerakan, Hari Tani tahun ini adalah momen yang sangat untuk bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk mensegerakannya,” tambah Ahmad Fitriyadi.

hari_tani_ponorogo

Sementara itu, ratusan massa petani SPI Kabupaten Ponorogo melakukan aksi untuk memperingati Hari Tani Nasional di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo, Selasa (22/09). Selain melakukan long march, massa aksi juga melakukan konvoi dengan sepeda motor.

Daroini, perwakilan petani SPI menyampaikan, selain memperingati Hari Tani Nasional 2015, aksi turun ke jalan ini adalah untuk mengawal program Nawacita pemerintahan Jokowi-JK.

“Nawacita pada butir kelima menyatakan, peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah dengan program Indonesia Sejahtera dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar, yang jadi bagian dari pembaruan agraria,” kata Daroini.

Daroini menambahkan, massa aksi juga menuntut pemerintahan daerah untuk melakukan tata kelola pupuk yang berpihak kepada petani kecil. Setelah berorasi, massa aksi kemudian diterima oleh dua orang wakil ketua DPRD Ponorogo.

Dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), ratusan petani SPI bersama mahasiswa melakukan aksi dengan melakukan long march menuju kantor DPRD setempat.

Martinus Sinani, Ketua BPW SPI NTT menyampaikan, aksi Hari Tani Nasional ini dilaksanakan untuk mengingatkan pemerintahan daerah mengenai penntingnya penyegeraan pembaruan agrairia baik di level nasional dan di level provinsi dan kabupaten.

“Di level nasional, kami ingin mengajak pemerintahan Jokowi-JK untuk menyegerakan program pembaruan agraria dengan melakukan redistribusi lahan 9 juta hektar. Untuk level provinsi dan kabupaten, kami meminta pemerintah daerah untuk segera melahirkan perda-perda yang berpihak pada petani kecil,” imbuh Martin.

ARTIKEL TERKAIT
Segera Bentuk Kementerian Pangan, Maksimalkan Peran Bulog, Koperasi dan Organisasi Petani, Untuk Menegakkan Kedaulatan Pangan di Indonesia Segera Bentuk Kementerian Pangan, Maksimalkan Peran Bulog, K...
SPI mendesak evaluasi nasional terhadap PTPN SPI mendesak evaluasi nasional terhadap PTPN
Beras produksi SPI Basis Sei Rotan unggul
Proyek Pembangunan Mengancam Kehidupan Petani Yogyakarta
1 KOMENTAR
  1. andi berkata:

    momen tersebut harus dirayakan dengan penuh suka cita. melihat keadaan petani saat ini masalah terbesar terletak pada ketersediaan lahan untuk bertani. ditambah lagi banyaknya program swasembada yang belum tercapai. maka dari itu pemerintahan jokowi-jk harus lekas bertindak agar pertanian di indonesia tidak berangsur-angsur tenggelam.

BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU