JAKARTA. Korean Women’s Peasant Association (KWPA-Asosiasi Petani Perempuan Korea Selatan) berhasil meraih Penghargaan Kedaulatan Pangan (FSP-Food Sovereignty Prize) 2012 yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat, kemarin (10/10). Penghargaan Kedaulatan Pangan 2012 ini adalah tahun keempat penyelenggaraannya yang diselenggarakan bersama oleh organisasi WhyHunger dan Aliansi Kedaulatan Pangan Amerika Serikat. Keduanya adalah organisasi akar rumput yang berjuang dan membela hak masyarakat dan petani untuk menentukan pangan dan kebijakan pertanian yang berkedaulatan.
Jeomok Bak dari KWPA mengungkapkan, organisasinya adalah organisasi nasional petani perempuan yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, yang telah mengembangkan praktek kedaulatan pangan dalam kerangka hak-hak (petani) perempuan. Sistem industri pangan di Korea Selatan telah menghasilkan struktur dan sistem yang merugikan kaum perempuan, mulai dari menghilangkan peranan perempuan dalam yang menyediakan makanan bagi keluarganya, hingga dipatenkannya benih-benih yang telah dikembangkan oleh petani perempuan dari generasi ke generasi oleh perusahaan benih yang kemudian memaksa petani perempuan mejadi buruh dengan upah yang rendah.
“Korea Selatan sendiri adalah negara yang cukup maju, dengan kurang dari tujuh persen populasinya bekerja di sektor pertanian. Alih fungsi lahan pertanian juga cukup besar. Pemerintah Korea Selatan juga telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas yang menyengsarakan petani kecil, belum lagi perusahaan besar yang mengambil alih pertanian,” tuturnya.
Dalam konteks ini, KWPA bersama KPL (Korean Peasant League-Organisasi Petani Korea Selatan) dan seratusan organisasi Korea Selatan lainnya berhasil mendirikan Satgas Kampanye Nasional untuk mempertahankan kedaulatan pangan di seluruh negeri.
KWPA juga secara konsisten melaksanakan program pelatihan Sisters Link Garden, sebuah program yang menghubungkan langsung petani perempuan dengan konsumennya. Hal ini untuk memastikan pasokan produk pangan pertanian yang sehat dan berkelanjutan, dan tentu saja menjaga dan melestarikan hak-hak petani perempuan. KWPA juga terus menerus mengkampanyekan penggunaan dan pelestarian benih dan bibit asli milik petani.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih mengucapkan selamat kepada KWPA yang telah mendapatkan penghargaan ini. Henry menyampaikan semoga penghargaan yang diterima oleh KWPA ini mampu menjadi pemicu semangat bagi SPI untuk meningkatkan kerja-kerja organisasinya dan terus memperjuangkan kepentingan anggotanya yang notabene adalah petani kecil, buruh tani, dan petani tanpa lahan, tetap memperjuangkan pembaruan agraria sejati untuk mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
“Di level internasional sendiri, KWPA telah menjadi anggota aktif dari La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) selama bertahun-tahun. KWPA juga tetap konsisten dalam kampanye global melawan perdagangan bebas baik itu dengan WTO ataupun perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa,” ungkap Henry yang juga Koordinator Umum La Via Campesina.
Dena Hoff, seorang petani Amerika Serikat dan anggota National Family Farm Coalition (NFFC-Koalisi Nasional Petani Keluarga) mengungkapkan, KWPA juga membela kesetaraan perempuan dengan laki-laki dan membela serta mempromosikan kedaulatan pangan dalam gerakan internasional.
Sementara itu, Penghargaan Kedaulatan Pangan pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 sebagai alternatif dari World Food Prize (WFP-Penghargaan Pangan Dunia) yang didirikan oleh Norman Borlaug, si pencetus revolusi hijau. Berbeda dengan WFP yang menekankan peningkatan produksi melalui teknologi, pemenang Penghargaan Kedaulatan Pangan ini justru datang dari mereka yang paling terkena dampak dari ketidakadilan sistem pangan global, dan berhasil menemukan solusinya.
Penyerahan penghargaan ini sendiri dihadiri oleh dua orang wakil dari KWPA, Jeomok Bak dan Junkyoung Lee. Penyerahan dilaksanakan di Musem Nasional di Manhattan, New York (10/10). Selanjutnya perwakilan KWPA akan mengikuti diskusi dan field trip ke beberapa daerah pertanian di Amerika Serikat, menemui petani-petani lokal yang berupaya menegakkan kedaulatan pangan di masing-masing daerahnya.