SERANG. Menyambut Ramadan 1437 H, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia menggelar safari Ramadan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Dari Serang, Banten, safari Ramadan DPP SPI dihadiri oleh Sekretaris Umum (Sekum) Badan Pelaksana Pusat (BPP) SPI Agus Ruli Ardiansyah. Selain diskusi dan membahas permasalahan yang sedang dihadapi petani di Banten, safari Ramadan kali ini berhasil mengkonsolidasikan ormas tani, organisasi mahasiswa, dan lembaga lainnya untuk membentuk Forum Kedaulatan Pangan Banten.
“Forum ini adalah komitmen bersama dari SPI Banten, GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), KBM Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Sentra Pertanian Rakyat, dan Saung Tani Institut,” kata Agus Ruli di Serang, Banten (26/06).
Ukar, Ketua SPI Kabupaten Lebak menambahkan, forum ini bertujuan untuk pembangunan masyarakat perdesaan dan pertanian di Provinsi Banten dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Cirebon
Dari Cirebon, Jawa Barat, safari Ramadan DPP SPI dihadiri oleh perwakilan petani SPI dari beberapa kecamatan. Zaini, Ketua Badan Pelaksan Cabang (BPC) SPI Cirebon menyampaikan, beberapa bulan terakhir ini organisasi fokus di pembenahan dan penguatan internal.
“SPI Cirebon berencana melakukan musyawarah cabang (muscab). Selain itu kami juga berencana menghidupkan kembali usaha bersama berbentuk koperasi yang bisa digunakan sebagai logistik organiasi,” kata Zaini di sekretariat SPI Cirebon(27/06).
Menanggapi hal ini, Sekum BPP SPI Agus Ruli Ardiansyah menyampaikan, BPP akan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BPC.
“Yang harus dipersiapkan juga adalah rencana peringatan Hari Tani Nasional 24 September 2016,” tutur Agus Ruli.
Bogor
Dari Bogor, Jawa Barat, safari Ramadan DPP SPI diselenggarakan di Pusdiklat Nasional Agroekologi SPI di Cijujung. Jaya, Ketua BPC SPI Bogor menyampaikan, selain memperkuat internal melalui pendidikan-pendidikan, SPI Bogor juga akan semakin memasifkan pertanian agroekologi.
“Kita akan membenahi demplot-demplot pertanian agroekologi dan melanjutkan usaha kita menangkarkan benih. Kita juga akan melanjutkan beternak kelinci karena selain bisa diambil dagingnya, air kencingnya juga bisa dipakai sebagai pupuk,” kata Jaya (28/06).
Agus Ruli Ardiansyah mengemukakan, pembenahan demplot-demplot dan pusdiklat memang harus dimaksimalkan.
“Pusdiklat harus difungsikan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan, sesuai dengan namanya. Penelitian dan budidaya diperbanyak, tidak hanya produksi. Produksi harus sesuai dengan prinsip agroekologi, jangan lagi konvensional dengan kimia; kita sudah punya banyak kader yang sudah sukses bertani secara agroekologi, ini harus dimaksimalkan,” papar Agus Ruli.