Maputogether begitu bunyi slogan dalam konferensi pemuda La Via Campesina, maknanya menunjukkan semangat kebersamaan dan keceriaan kaum muda yang berkumpul di tengah-tengah Konferensi Kelima La Via Campesina.
Menurut sidang kaum muda, Maputogether datang dari dua kata: Maputo, ibukota Mozambik di mana tempat Kongres Kelima La Via Campesina diadakan, dan together, bahasa Inggris yang artinya bersama.
Sekitar sepertiga dari total delegasi (800 orang) adalah kaum muda La Via Campesina. Selama dua hari berturut-turut, mereka akan membicarakan masa depan sumber-sumber agraria, peran kaum muda dalam organisasi, analisis konteks internasional dalam perspektif kaum muda, pertukaran pengalaman dan kerja-kerja aliansi.
Morgan Ody, kaum muda dari Organisasi Petani di Eropa (CPE) dalam wawancara menyatakan, “Mode produksi kapitalisme telah merasuk hingga ke pedesaan di seluruh dunia, hingga membuat kaum muda kehilangan tempat dalam pertanian”. Morgan menyatakan bahwa dalam 1 detik Eropa bisa kehilangan rata-rata 5 petani. Kesulitan ini membuat keluarga tani, dan bahkan kaum muda yang ingin menjadi petani, tidak bisa mengembangkan kehidupannya.
Beberapa diskusi penting dalam sidang kaum muda adalah pembahasan mengenai bagaimana kapitalisme mempengaruhi kehidupan kaum muda di pedesaan, pelatihan politik, isu agroekologi, aliansi, dan akses tanah untuk kaum muda. Metodologi yang diambil dengan semangat Maputogether sangat kreatif, dengan konsep bercerita, ekspresi di kain atau kertas, pertemuan-pertemuan di lapangan terbuka, serta pendekatan kebudayaan—dengan semangat kaum muda.
Ditemui terpisah, Achmad Ya’kub sebagai delegasi kaum muda Serikat Petani Indonesia (SPI) mengatakan, ”Sejauh ini SPI telah memberikan prioritas bagi kaum muda dalam berbagai aktivitas dan juga dalam kepengurusan organisasi. Diawali dengan pendidikan perkenalan dan pelatihan kader. Pendidikan memiliki peranan penting dalam memperkuat peran kaum muda di organisasi. Semenjak semakin meluasnya budaya pertanian di Indonesia, para kaum muda, mereka yang lahir pada era 1980-an dan 1990-an enggan untuk bekerja di sektor pertanian. Ini merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi organisasi tani di Indonesia.”
Tantangan ini pulalah yang tentunya akan dijawab dalam dua hari ke depan, bersama, dengan semangat Maputogether.