Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbesar keempat di dunia, maka sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menjamin kesejahteraan warga negaranya. Kesejahteraan buruh yang merupakan tonggak pembangun perekonomian negeri ini haruslah diperhatikan dengan serius. Harapan dan kenyataan seringkali berbeda jauh: Lima kali Indonesia berganti presiden namun buruh tetap sengsara.
Kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada pengusaha daripada kesejahteraan buruh. Tidak seriusnya pemerintah dalam bertanggung jawab ini tersirat dari 3 paket UU Perburuhan yang diberlakukan yakni UU No. 21/2000 tentang Serikat Pekerja, UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, dan UU No. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Dari eksplorasi ketiga paket UU tersebut bisa digambarkan bahwa saat ini buruh dalam posisi yang lemah sekali. Paket UU tersebut mencerminkan tidak adanya upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang layak kepada buruh. Yang terlihat jelas justru menggiring posisi buruh pada jeratan ekonomi neoliberalisme yang menjadi pesanan dari kapitalisme global.
Menyikapi berbagai macam ketidakadilan yang dialami oleh kaum buruh, kami dari Solidaritas Buruh Bali Menggugat yang terdiri dari berbagai elemen yakni buruh, petani, nelayan, perempuan, aktivis lingkungan, pembela HAM, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dengan ini menuntut beberapa hal, yakni revisi paket UU Perburuhan agar lebih pro buruh, penghentian perampasan upah dan kerja, penolakan diskriminasi terhadap buruh, pemberian jaminan hukum terhadap buruh migran, dan pembangunan kemandirian ekonomi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Di peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2009 ini, ratusan massa dari Solidaritas Buruh Bali Menggugat juga mengadakan aksi di Lapangan Renon, Denpasar Bali. Aksi damai ini berlangsung lancar dan akan dilanjutkan dengan agenda perlawanan rakyat Asia terhadap Asian Development Bank pada tanggal 2 sampai 4 Mei 2009.
Solidaritas Buruh Bali Menggugat: Serikat Pekerja Pariwisata, Forum Komunikasi Pekerja Bali, FNPBI, AJI Denpasar, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Frontier-Bali, GMS, BPC FMN Denpasar, PMKRI Denpasar, LMND, GMNI Denpasar, GMKI Denpasar, KMHDI Bali, BEM Unud, BEM Undiknas, Revolisi, Komunitas Pojok, LBH, Solidaritas Kita, Yayasan Manikaya Kauci, Serikat Petani Indonesia, Solidaritas Perempuan, Walhi, Kiara, Jatam, KAU, PBHI Bali