YOGYAKARTA. Bencana tsunami di Kepulauan Mentawai-Sumatera Barat (Senin, 25/10) dan meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta (Selasa, 26/10) cukup memilukan bagi bangsa Indonesia.
Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) menyampaikan bahwa SPI secara umum merasakan duka yang sedalamnya terhadap musibah yang cukup banyak merenggut jiwa dan harta.
“ Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan dari Yang Maha Kuasa ini dan mampu bangkit menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik,”ungkap Henry.
Henry menambahkan bahwa SPI telah menggalang solidaritas terhadap para korban.
Lujianto, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SPI Yogyakarta menyampaikan melalui SPI Yogyakarta dan gerakan masyarakat Yogyakarta lainnya, pihaknya telah mendata titik pengungsi bencana Merapi dan membagikan solidaritas bagi korban.
“Kita usahakan agar bantuan tidak menumpuk pada satu titik saja seperti Yogyakarta, sebab konsentrasi pengungsi juga tersebar di beberapa daerah seperti Klaten, Magelang dan Boyolali. Untuk konsentrasi pengunsi di daerah Yogyakarta, titik terbesar berada di Kecamatan Pakem,” ungkap Lujianto.
Mamock , Majelis Nasional Petani SPI menegaskan bahwa kondisi pertanian di Yogyakarta pasca letusan saat ini cukuplama terbengkalai.
” Petani sudah beberapa hari ini tidak berpenghasilan, oleh karena itu sebagai tindakan awal, bersama gerakan masyarakat lainnya kami mengajak siapa saja yang ingin menjadi relawan untuk “bersih-bersih” lahan pertanian dan mencarikan rumput dan lainnya untuk pakan ternak,” jelas Mamock.
Sementara itu, Sukardi Bendang, Ketua DPW SPI Sumatera Barat (Sumbar) menyebutkan bahwa SPI Sumbar bersama gerakan masyarakat Sumbar lainnya juga telah menggalang solidaritas terhadap korban tsunami Mentawai.
“Melalui task force solidaritas gempa Sumbar-SPI yang dibentuk pada 2009 lalu, SPI Sumbar berusaha terus menggalang solidaritas untuk membantu para korban tsunami di Kepulauan Mentawai,” ungkap Sukardi Bendang.
Sebelumnya, berdasarkan data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana alam tsunami di Kepulauan Mentawai telah merenggut korban tewas mencapai 394 jiwa dan korban hilang mencapai 312 orang, yang diperkirakan akan terus bertambah.
Tsunami menyusul setelah gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Kepulauan Mentawai dan menyapu menyapu kecamatan, yaitu Kecamatan Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Sipora Selatan.
Sementara itu, bencana letusan Gunung Merapi telah merenggut 20 jiwa, termasuk Mbah Maridjan (Juru kunci dan Penjaga Gunung Merapi) serta milyaran rupiah berupa harta benda, sawah dan binatang ternak.