LEBAK. Salah satu program Departemen Pendidikan, Pemuda, Budaya, dan Kesenian Nasional (DP2BKN) Serikat Petani Indonesia (SPI)adalah bebas buta huruf bagi petani. Hal ini mengingat petani yang sebagian besar tinggal di pedesaan dan pedalaman terkadang tidak tersentuh oleh jangkauan program pemerintah. Karena persoalan jarak, ekonomi dan persoalan teknis lainnya, petani lebih sering termarginalkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu SPI menggagas sebuah konsep yang dinamakan Rumah Pintar Petani.
Syahroni, Ketua DP2BKN SPI mengungkapkan bahwa rumah ini khusus dirancang untuk menjawab persoalan-persoalan di atas.
“Sebagai awal, SPI akan membangun Rumah Pintar Petani di Kabupaten Lebak, Banten, tepatnya di Desa Cipeudang Wanasari, Kecamatan Wanasalam” ungkap Syahroni di kantor pusat SPI di Jakarta (21/12).
Syahroni juga menyatakan bahwa Rumah Pintar Petani ini akan dikelola dari petani oleh petani dan untuk petani. Rumah Pintar Petani ini juga diharapkan menjadi media konsolidasi dan pengorganisasian petani di kabupaten lebak, sehingga SPI sebagai organisasi perjuangan juga memikirkan hal-hal kecil yang kongkret yang dihadapi oleh anggotanya.
“Sebagai langkah awal, Rumah Pintar Petani ini akan dilengkapi dengan buku-buku tentang ilmu pengetahuan untuk menarik minat baca anak-anak”, tutur Syahroni.
Abay, seorang petani SPI Lebak mengungkapkan bahwa hal ini adalah kabar gembira bagi kaum tani di daerahnya.
“Rasa antusias yang cukup tinggi kebanyakan berasal dari anak-anak di daerah sini yang kebanyakan memang masih bersekolah, mereka sangat senang karena percaya bahwa buku adalah jendela dunia yang akan membuka cakrawala berpikir mereka,” ungkap Abay.
Syahroni menambahkan bahwa SPI masih menerima dan mengumpulkan buku-buku apapun yang berguna dan masih layak baca untuk menambah koleksi buku di Rumah Pintar Petani.
“SPI dengan senang hati akan menerima sumbangan buku yang bisa langsung diantarkan ke kantor pusat SPI di Jakarta untuk kemudian diserahkan ke Rumah Pintar Petani,” tambah Syahroni.