BOGOR. Serikat Petani Indonesia (SPI), mengadakan sekolah lapang pertanian berkelanjutan angkatan ke II bertempat di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pertanian Berkelanjutan, Desa Cibeureum, Bogor (20/10). Peserta sekolah magang berjumlah 12 orang, yang diutus oleh Dewan Pimpinan Wilayah SPI. Selama dua bulan kedepan para peserta akan berpraktek dan mendalami materi pertanian berkelanjutan atau lebih dikenal dengan pertanian organik, dari para pengajar di Pusdiklat SPI.
“Sekolah lapang bertujuan mencetak kader SPI, yang tidak hanya mengerti pengetahuan organisasi perjuangan, tetapi mengetahui teknis keterampilan pertanian berkelanjutan secara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan dalam rangka melayani, memenuhi, dan mewujudkan cita-cita perjuangan organisasi yang mengedepankan sistem pertanian berkelanjutan”, ujar Ali Fahmi, Ketua Departemen Penorganisaian SPI pada kesempatan pembukaan sekolah lapang.
Sementara itu, Ketua Departemen Pendidikan SPI, Syahroni, berharap agar seluruh kader SPI yang mengikuti sekolah lapang kelak bisa menerapkan ilmu yang telah didapatkannya di tempat masing-masing. “Mereka tidak hanya menjadi kader yang pasif tanpa mempraktekkan apa yang telah didapatkan, akan tetapi dapat menjadi guru, dan pejuang organisasi”, ujar Syahroni.
Syahroni juga mengibaratkan pejuang organisasi seperti tulang dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi, menggerakkan, menegakkan, serta mendinamiskan organisasi. Jika berfungsi dengan baik, para kader organisasi itu akan membawa kemajuan organisasi.
Lebih lanjut, Kepala Sekolah magang pertanian berkelanjutan, Titis Priyo Widodo, mengungkapkan bahwa peserta sekolah pertanian berkelanjutan harus dapat mengaplikasikan teori yang diberikan oleh pengajar di Pusdiklat. Peserta juga harus bisa memadukan pengalaman bertani dengan teori-teori yang diberikan.