SUKABUMI. Puluhan wakil pemuda tani dari delapan negara di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara melaksanakan pertemuan pemuda tani La Via Campesina (organisasi petani internasional) di Sukabumi, Jawa Barat (22-26 November 2010). Kedelapan negara tersebut adalah Kamboja, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Timor leste dan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
Dalam kata sambutannya, Ali Fahmi yang mewakili tuan rumah (SPI) menyebutkan penyelengaraan pertemuan pemuda tani La Via Campesina ini berbarengan dengan penyelenggaraan kemah pemuda tani SPI. Hal ini dimaksudkan agar tercipta sinergitas yang selaras antara perjuangan di tingkat lokal, tingkat regional dan internasional.
”Kami dari SPI sebagai tuan rumah mengucapkan selamat datang kepada para perwakilan pemuda petani dari regional Asia Timur dan Asia Tenggara-La Via Campesina. Semoga pertemuan pemuda kali ini menghasilkan rekomendasi yang mampu memajukan kedaulatan masyarakat dunia” ungkap Ali yang juga Ketua Departemen Penguatan Organisasi SPI.
Ali menambahkan saat ini pemuda jauh lebih tetarik untuk menjadi buruh industri di perkotaan, daripada menjadi petani. Hal ini karena semakin sedikit lahan pertanian yang tersedia di daerah pedesaan.
”Untuk itu pemuda harus berbondong-bondong bergabung di organisasi tani, berjuang merebut tanah kembali, dan menanami lahan yang sudah dikuasai sehingga urusan pangan dan pertanian tidak lagi diserahkan kepada segelintir orang tertentu” tambah Ali.
Julian Junaidi Polong, anggota Majelis Nasional Petani (MNP) SPI menyampaikan saat ini dunia pertanian di seluruh dunia menghadapi musuh yang sama, yakni neoliberalisme dan neokapitalisme yang telah merongrong habis kedaulatan pangan petani kecil.
” Di bawah langit yang biru, diantara pepohonan hijau, dan di atas tanah bumi pertiwi ini, kita berkumpul dan berdiskusi untuk menghasilkan strategi yang dapat menghambat dan menghentikan laju kaum neoliberalis karena kaum muda harus progresif dan memiliki visi yang jauh ke depan” ungkap pria yang akrab dipanggil JJ Polong ini.
Arsenio Ferreira Da Silva, perwakilan pemuda La Via Campesina dari Timor Leste (Redi Hasatil) menyebutkan pertemuan ini adalah pertemuan ketiga setelah sebelumnya di Thailand pada 2007 dan Timor Leste pada 2009.
”Kami melihat solidaritas yang jauh lebih meningkat setelah kedua pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, kita yang datang pada pertemuan ini diharapkan mampu lebih aktif menghasilkan solusi dan memperkuat kaum muda di region ini” ungkap pria yang berasal dari Hasatil (Organisasi Tani Timor Leste) ini.
Setelah dari Sukabumi, rombongan pemuda tani regional La Via Campesina ini akan mengunjungi Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI dan Pusat Perbenihan SPI di Bogor, Jawa Barat.