WTO perparah krisis pangan, energi dan iklim

GENEVA. WTO makin perparah krisis pangan, energi dan iklim yang melanda dunia saat ini. Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan masyarakat dunia menentang WTO yang diadakan secara pararel dengan pertemuan tingkat Menteri Ke-7 WTO di Geneva, Swiss (29/11).

Di India banyak petani yang tidak bisa lagi berproduksi lantaran pasar minyak domestik diserbu oleh produk CPO dari Indonesia dan Malaysia. “Fenomena ini terjadi karena sistem produksi pertanian ditentukan oleh pasar global seperti yang dipromosikan oleh WTO. Sehingga produksi pertanian diarahkan untuk berorientasi ekspor,” ujar Yudtfhir, salah satu pemimpin La Via Campesina asal India.

Dengan sistem produksi seperti ini, hanya perusahan-perusahaan agribisnis besar saja yang bisa menuai untung. Sedangkan para petani kecil yang jumlahnya sangat dominan akan semakin tersisih.

La Via Campesina sendiri mempromosikan kedaulatan pangan sebagai jalan alternatif untuk keluar dari krisis multi dimension. Dalam kedaulatan pangan, produksi pertanian tidak boleh didikte pasar global. Produksi harus diprioritaskan untuk pemenuhan pasar lokal dan nasional terlebih dahulu sebelum pemenuhan ekspor.

Dalam kedaulatan pangan juga, produksi pertanian harus dijalankan secara berkelanjutan. Sehingga bisa memberikan sumbangan nyata bagi upaya penyelamatan krisis iklim global yang terjadi saat ini.

ARTIKEL TERKAIT
perkembangan nilai tukar petani ntp 2015 Target Pengentasan Kemiskinan Pemerintah 2015 Meleset, Akar ...
SPI mendesak evaluasi nasional terhadap PTPN SPI mendesak evaluasi nasional terhadap PTPN
Posko solidaritas SPI untuk bencana gempa Sumbar
Transisi Politik yang Menentukan : Status Quo atau Perubahan Nasib Petani ? Transisi Politik yang Menentukan : Status Quo atau Perubahan...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU