MEDAN. Puluhan pemuda tani yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Tani melakukan aksi simpatik menolak impor beras di Medan, Sumatera Utara, sore ini (23/01).
Erick Sitohang, koordinator aksi menyampaikan, impor beras sebanyak 500.000 ton yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan jelas akan merugikan petani lokal.
“Dimanakah kedaulatan pangan yang digadang-gadang oleh pemerintah Jokowi-JK jika ia melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand,” kata Erick dalam orasinya sore tadi.Erick menegaskan, sebagai Presiden, Jokowi harus mengevaluasi kinerja kementerian atau lembaganya yang gagal mewujudkan kedaulatan pangan yang sudah tercantum dalam program nawacita.
“Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah berjanji kalau Indonesia impor beras, maka ia akan mundur,” tegasnya.
Senada dengan Erick, Syahma Putra Panjaitan, pemuda tani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) yang turut ikut dalam aksi ini menyampaikan, impor beras akan membuat petani sengsara.
“Tolak impor beras, pemerintah harus mensejahterakan petani lokalnya, bukan malah menyengsarakan kami dengan melakukan impor,” tuturnya.
Ditemui di tempat terpisah, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumatera Utara Zubaidah menambahkan, impor beras yang dilakukan oleh pemerintah memang harus dipertanyakan.
“Di beberapa tempat di Sumatera Utara, seperti di daerah Bingkat, Serdang Bedagai, saat ini sedang panen raya padi. Impor beras 500.000 ton oleh Kementerian Perdagangan itu untuk kepentingan apa? Yang pasti impor beras hanya merugikan petani, dan hanya menguntungkan elite dan mafia pangan,” tegasnya.