GUNUNGKIDUL. Petani Serikat Petani Indonesia (SPI) di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta resah. Pasalnya, sudah hampir dua minggu tanaman mereka terserang hama wereng dan ulat.
Menurut penuturan Suher, petani SPI Desa Sidorejo Kecamatan Ponjong, hama tersebut menyerang seluruh tanaman yang ada di ladang seperti padi, jagung, kedelai dan kacang.
“Ulat memakan daun tanaman, akibatnya tanaman tidak bisa menghasilkan buah dengan jumlah yang maksimal. Wereng juga menyerang tanaman padi saya, pucuk-pucuk daunnya mulai berubah warna kemerah-merahan. Di sekitar sini sudah tiga hektar lahan yang terserang hama ini,” tutur Suher pagi tadi (27/01).
Suher menuturkan, wereng biasanya mulai menyerang ketika tanaman padi berusia satu bulan. Akibatnya serangan wereng membuat padi tidak berisi.
Hal serupa terjadi di wilayah Ngeposari Semanu. Selain diserang wereng, tanaman padi di Ngeposari juga diserang hama uret. Salah satu petani di Kranggan, Budi Hartono mengeluhkan serangan wereng dan uret, ia khawatir petani akan gagal panen.
“Kalau sudah diserang uret ya sudah, habis tanamannya.Uret itu memakan akar tanaman sehingga mati,” terangnya.
Fitri Cahyanto, Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) SPI Kabupaten Gunungkidul menghimbau agar petani lebih mewaspadai adanya serangan wereng, hama busuk leher dan uret yang biasanya menyerang tanaman padi. Menurutnya, serangan kedua hama itu terbukti kerap memusingkan kepala petani dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
“Untuk mengantisipasi serangan hama itu kami segera menerapkan langkah awal di antaranya dengan membuat pematang (bedengan) sebagai penahan air dan pemberian pupuk fermentasi secara intensif. Selain itu, juga dibutuhkan pemilihan varietas benih unggul yang lebih tahan hama jika ditanam di lahan kering,” papar Fitri Vahyanto.
Fitri Cahyanto menjelaskan, wilayah penyebaran hama uret di Gunungkidul setiap tahun hampir merata di semua wilayah kecamatan. Untuk lokasi terparah biasanya menyasar zona tengah meliputi Kecamatan Wonosari,Playen, Karangmojo, Semanu dan Ponjong hingga zona selatan meliputi Kecamatan Purwosari, Panggang, Paliyan, Tepus, Girisubo, Saptosari, dan Rongkop.
Fitiri Cahyanto menambahkan, petani juga akan lebih mewaspadai adanya hujan pedatan (berhenti) dalam awal musim tanam akhir tahun ini. Sebab kemungkinan munculnya fenomena hujan pedatan masih sangat mungkin terjadi dan berdampak buruk terhadap berbagai jenis tanaman baik padimaupun palawija.
“Semoga hal ini menjadi perhatian khusus bagi dinas terkait,yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, demi terwujudnya kedaulatan pangan di Kabupaten Gunungkidul,” tambahnya.
Saya warga ponjong yg menetap di jakarta, saya mendengar, keprihatinan warga ponjong yg benerapa tahun ini mengeluh tentang hama , moyet yang merusak tanaman,petani, namun sampai saat ini belum ada penangan dari pihak pemerintah, menurut cerita warga masyakat ponjong sanak saudara, dari pihak pemeritah justru melindungi hama moyet tersebut.
Mohon untuk di beri solusi , mengatasi hama moyet tersebut atas tanggapanya dan solusinya saya ucapkan terimakasih.