JAKARTA. Puluhan ribu buruh yang berasal dari berbagai organisasi turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Sedunia di Jakarta, kemarin (01/05). Massa melakukan long march dari bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara RI. Tuntutan dalam aksi buruh kali antara lain dihapuskan sistem kerja kontrak (outsourcing), menolak upah murah bagi buruh, menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan lainnya.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih yang turut serta dalam aksi kali ini mengungkapkan, nasib buruh tidak jauh berbeda dengan nasib petani (kecil) di Indonesia. Menurutnya semua ini diakibatkan oleh sistem ekonomi Indonesia yang bertekuk lutut kepada sistem kapitalisme global, yang hanya menyengsarakan kaum kecil seperti buruh, petani, nelayan, masyarakat miskin kota, dan lainnya.
“Oleh karena itu, kami petani (kecil) siap menjadi penyedia pangan yang sehat dan murah bagi para buruh. Jika pangan tetap diproduksi oleh kami petani kecil, maka harga pangan akan terjangkau, insya Allah tidak akan ada lagi yang namanya krisis pangan. Karena yang namanya krisis pangan sesungguhnya hanyalah permainan perusahaan-perusahaan besar multinasional yang hanya ingin mengeruk keuntungan semata,” tegas Henry dalam orasinya di depan massa buruh di depan Istana Negara, Jakarta.