MEDAN. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara (Sumut) mengadakan diskusi dan buka puasa bersama untuk memperingati perayaan hari ulang tahun ke-17 SPI di sekretariat DPW SPI Sumut, di bilangan Johor, Medan (08/07).
Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumut Zubaidah dalam sambutannya menekankan pentingnya peran petani perempuan dalam perjuangan SPI selama 17 tahun ke belakang.
“Tidak bisa dipungkiri, petani perempuan adalah garda terdepan dalam perjuangan pembaruan agraria dan kedaulatan pangan. Hal ini saya saksikan dan alami sendiri beberapa tahun lalu saat mengalami konflik agraria dengan perkebunan swasta di daerah Asahan,” kata Zubaidah.
Zubaidah juga menyampaikan di usianya yang ke-17 SPI telah melahirkan kisah-kisah sukses perjuangan petani di berbagai daerah di Sumatera Utara, yang diawali dengan konflik lahan, hingga sudah bisa mandiri dalam ekonomi dan berdaulat dalam pangan.
“Konsistensi dan kesabaran cukup diperlukan dalam setiap perjuangan mempertahankan lahan, selain persatuan dan kesatuan anggota,” tutur Zubaidah kepada 100-an undangan yang hadir
Dalam peringatan #17thSPI di Medan ini, hadir juga perwakilan LSM-LSM pendukung SPI Sumatera Utara seperti Yayasan Sintesa, kaum muda pecinta pangan lokal SYFM (Sumatera Youth Food Movement), perwakilan mahasiswa, akademisi, nelayan, pengendara becak motor, kaum miskin kota, buruh, dan lainnya.
Sumatera Barat
Dari Padang, Sumatera Barat, DPW SPI Sumatera Barat (Sumbar) mengadakan buka bersama dan diskusi bertemakan “Perkuat Persatuan dan Kesatuan Kaum Tani untuk Mewujudkan Pembaruan Agraria dan Kedaulatan Pangan” (08/07).
Ketua BPW SPI Sumbar Irwan Hamid mengemukakan di usianya yang ke-17 sudah banyak capaian-capain yang dicapai oleh SPI, khususnya di tanah Minang. Meski demikian Irwan menegaskan agar petani-petani yang tergabung dalam SPI semakin merapatkan barisannya dan bersatu, apalagi bagi mereka yang sedang mengalami konflik lahan.
“Konflik terakhir adalah yang terjadi pada petani SPI Pasaman Barat yang lahannya digusur oleh Koperasi Ombak Nan Badabuah, perpanjangan tangan PTPN Pabatu IV. Momen hari ulang tahun SPI ke-17 ini cukup tepat untuk kembali merapikan dan memperkuat barisan,” kata Irwan.
Irwan juga menyinggung mengenai keterlibatan TNI dalam hal tekhnis pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
“Hal yang ideal adalah dengan tetap menempatkan TNI sebagai kesatuan pertahanan nasional yang keterlibatannya cukup hanya untuk mengawasi dan memastikan distribusi pupuk bersubsidi agar tepat sasaran sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk disaat musim tanam tambahnya. Kita semua sepakat keterlibatan TNI bersama petani untuk menjadikan Sumbar sebagai pusat pertanian organik di Indonesia,” ungkap Irwan.
Sementara itu, selain dihadiri oleh petani anggota SPI dari berbagai kabupaten, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan LSM, mahasiswa, akademisi, media massa, serta Korem 032 Wira Braja Sumatera Barat.
Riau
Bertempat di halaman kantor Green Radio Pekanbaru, Panitia Persiapan Wilayah (PPW) SPI Riau bekerjasama dengan Seruni (Serikat Perempuan Indonesia), SPR (Serikat Pemuda Riau) dan JMGR (Jaringan Masyarakat Gambut Riau) mengadakan live talk show tentang “Pembaharuan Agraria dan Kedaulatan Pangan” di Jalan Putri Nilam, Pekanbaru, yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama, kemarin (09/07).
Misngadi, perwakilan SPI Riau menyampaikan diskusi ini dilaksanakan untuk memperingati perayaan hari ulang tahun SPI ke-17 sekaligus untuk lebih mengenalkan pembaruan agraria dan kedaulatan pangan kepada masyarakat Pekanbaru dan Riau pada umumnya.
“Pembaruan agraria adalah hal yang mendasar yang harus segera dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK agar kedaulatan pangan segera tercapai, dan momen ulang tahun SPI ke-17 ini adalah momen yang tepat untuk mengingatkan pemerintahan,” kata Misngadi.
Misngadi menambahkan, konflik-konflik agraria yang masih marak terjadi di Riau dan beberapa menimpa petani anggota SPI akan terselesaikan apabila pembaruan agraria dilaksanakan.
“Dengan melakukan redistribusi lahan terlantar kepada petani bertanah yang akan mengolahnya menjadi produktif juga akan menegakkan kedaulatan pangan,” tambah Misngadi di depan seratusan peserta dan undangan.