BIREUEN. Pada tanggal 7 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Waktu Indonesia Barat. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km. Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami. Gempa juga terasa di kabupaten tetangga seperti Pidie, Bireuen, hingga sampai ke Banda Aceh, Langsa, dan Pulau Simeulue.
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sedikitnya 101 orang meninggal dunia akibat gempa ini. Sementara, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh menyatakan keadaan tanggap darurat provinsi untuk penanganan pascagempa di tiga kabupaten, yaitu Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.
Kerusakan terdiri dari runtuhnya sebuah masjid di Samalanga, Bireuen; bangunan minimarket dan stasiun pengisian bahan bakar di Pidie Jaya yang roboh; serta terbelahnya badan jalan di daerah setempat. Wilayah Pidie Jaya dan Pidie juga sempat mengalami pemadaman listrik, telepon, dan sinyal komunikasi setelah gempa. Hingga 9 Desember 2016, BNPB mencatat 11.730 rumah rusak akibat gempa. Selain itu, tercatat 105 unit ruko roboh, 14 masjid rusak berat, satu rumah sakit rusak berat, dan satu unit sekolah roboh.
Menanggapi hal ini, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Aceh langsung mendirikan posko solidaritas buat para korban gempa.
“SPI bersama WALHI Aceh, FDKP, dan Aceh Green Community mendirikan posko solidaritas penggalangan bantuan untuk para korban gempa,” kata Azhari, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Aceh (08/12).
“Setelah kami cek, alhamdulillah, tidak ada petani anggota kita (SPI) yang menjadi korban dalam gempa kali ini. Meski demkian kami bersama rekan-rekan tetap menggalang solidaritas untuk pemulihan kondisi di sini. Kawan-kawan bisa langsung menghubungi saya di 0852 6018 4084 untuk koordinasi pemberian solidaritas dan hal-hal lainnya,” tambah Azhari.