SPI Jambi Bangun 7 Sekolah di Desa Terpencil

Sekolah_SPI_Jambi

Ketua SPI Jambi Sarwadi Sukiman menjadi pembina upacara dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 (17/08/2016) di sekolah yang dibangun swadaya di Desa Sungai Jerat, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi

JAMBI. Perjuangan reforma agraria yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI) di berbagai tempat di nusantara, tidak hanya mensejahterakan petaninya, namun juga membangun kehidupan.

Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Jambi Sarwadi Sukiman menjelaskan, selain bertani di lahan perjuangan para petani SPI juga membangun kehidupan dan menjaga alam. Salah satu bentuk nyatanya adalah membangun sekolah secara swadaya, tanpa ada campur tangan pemerintah.

“Anggota petani SPI Jambi itu tersebar ke pelosok-pelosok daerah, dan biasanya sangat minim infrastruktur seperti sekolah,” kata Sarwadi saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) SPI di Jakarta pagi ini (24/08).

Sarwadi melanjutkan, pendidikan adalah salah satu fondasi kehidupan, karena tanpa pendidikan anak-anak petani akan hilang arah dan menjadi generasi penerus bangsa yang buta ilmu.

“Sayangnya sekolah-sekolah terdekat dari pemukiman ita itu jaraknya belasan hingga puluhan kilometer. Jadi dulu untuk bisa bersekolah anak-anak harus menempuh jarak yang cukup jauh,” tuturnya.

Berdasarkan hal ini, petani SPI pun berinisiatif untuk mendirikan sekolahnya sendiri. Dana pembangunan dikumpulkan secara swadaya dari setiap anggota petani SPI di tiap-tiap desa.

“Pendidikan adalah hal yang utama. Kita tidak ingin anak-anak petani di sini tumbuh menjadi generasi yang bodoh, yang tidak tahu apa-apa,” imbuhnya.

Selanjutnya, berkat kerja keras, dan komitmen kuat, terbangunlah sekolah-sekolah swadaya tadi.

“Totalnya sekarang kita telah membangun tujuh sekolah di tujuh tempat berbeda di berbagai wilayah di Jambi,” lanjut Sarwadi.

Foto oleh Muhammad Dani

Foto oleh Muhammad Dani

“Satu Sekolah Dasar (SD) di Desa Sialang Batuah, Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun, sekarang sudah berhasil diubah menjadi sekolah negeri. Satu SD di Desa Napal Putih, Kecamatan Serai Serumpun, Kabupaten Tebo. Satu SD di Desa Sanda, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merang. Selanjutnya ada tiga SD di Desa Sungai Jerat, Desa Tanjung Mandiri dan Desa Alam Sakti, Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi; serta satu Sekolah Menengah Pertama (SMP)  di Desa Sungai Jerat, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro Jambi,” papar Sarwadi panjang lebar.

Sarwadi menjelaskan, anak-anak adalah generasi penerus bangsa, membangun pendidikan mereka berarti juga membangun kehidupan di masa depan.

“Sekolah yang kita bangun benar-benar swadaya. Awalnya gurunya juga dari petani kita sendiri, dan sebagai imbalan pengganti honor biasanya mereka kita berikan hasil panen kita. Kalau ada ubi yang kita kasih ubi, kalau ada sayur ya kita kasih sayur,” ujarnya.

Sarwadi menambahkan, perjuangan reforma agraria SPI tidak hanya mewujudkan dan menegakkan kedaulatan pangan serta keadilan sosial juga membangun kehidupan dan menjaga alam.

Sekolah_SPI_Jambi_murid_dan_orangtua

“Oleh karena itu pemerintahan Jokowi jangan ragu lagi untuk segera menjalankan dan mempercepat reforma agraria, redistribusi 9 juta hektar lahan, yang sudah tercantum di Nawacita dan RPJMN 2014-2019. Reforma agraria sekarang juga,” tambahnya.

ARTIKEL TERKAIT
Hari Aksi Global Melawan WTO & Perjanjian Perdagangan Bebas:...
Kembali ke UUD 1945 adalah jalan alternatif sistem perekonomian dan politik Kembali ke UUD 1945 adalah jalan alternatif sistem perekonom...
SPI Usulkan Lahirnya UU Hak Asasi Petani dan Penyelesaian Ko...
Demplot pertanian organik SPI di Desa Doulu Demplot pertanian organik SPI di Desa Doulu
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU