SPI Yogyakarta Kembangkan Perikanan di Lereng Kaliurang

PAKEM. Dampak erupsi Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu telah menimbulkan kerusakan diberbagai sektor di Yogyakarta seperti pertanian, peternakan,  perkebunan, perikanan, serta pariwisata.

Di sektor perikanan sendiri, menurut Ketua Badan Pelaksana Wilayah Serikat Petani Indonesia (BPW SPI) Yogyakarta, Lujianto, kerugian akibat bencana Merapi mencapai Rp. 11,3 miliar. Kerugian terjadi akibat matinya ikan dari sektor Unit Pembenihan Rakyat (UPR), Pembudidayaan Ikan Konsumsi di radius 20 Km puncak Merapi dan beberapa pembudidayaan ikan konsumsi di luar radius tersebut di Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan dan Ngemplak.

”Banyak ikan yang mati akibat kolam terkena aliran lahar dingin ditambah populasi kolam yang terlalu jenuh” Tambah Lujianto.

Sektor perikanan menjadi mata pencaharian primer bagi banyak masyarakat di beberapa kecamatan di Sleman meliputi Kecamatan Bokesan, Sindumartani, Ngemplak dengan luas lahan mencapai 26 hektar untuk perikanan. Beberapa jenis ikan budidaya yang berada di  kecamatan tersebut antara lain, lele, nila, gurame, dan bawal.

”Berangkat dari situasi seperti ini, DPW SPI bersama dengan BANSER Pakem mencoba untuk membudidayakan dan mengembangkan kembali perikanan disekitar Lereng Kaliurang. Lokasi Perikanan ini berada di Dusun Bulus, Desa Candibinangun, Kecamatan Pakem sekitar 10 KM dari Kaliurang. Dengan jenis ikan yang dikembangkan antara lain adalah nila, gurame dan bawal. Pelepasan ikan sudah kami lakukan sejak 3 April lalu” ujar Lujianto di sekretariat DPW Yogyakarta tadi pagi (19/04).

Perikanan ini salah satu langkah konkret untuk mewujudkan kedaulatan pangan dalam bidang perikanan yang merupakan salah satu agenda perjuangan SPI. Disamping itu, pengembangan budidaya perikanan ini juga merupakan bagian dari program “ekonomi arus bawah penyelamat kehidupan” DPW SPI Yogyakarta. Konsep tersebut merupakan program perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para anggota SPI yang tersebar diwilayah Yogyakarta.

Kegiatan ini diharapkan dapat merangsang warga sekitar Kecamatan Pakem untuk mencoba membudidayakan dan mengembangkan kembali dimasing-masing pekarangan mereka.  Kegiatan ini juga disuport  oleh Pusat Studi Kawasan dan Pedesaan (PSPK) UGM yang merupakan salah satu jaringan DPW SPI Yogyakarta.

Sebelumnya, pasca letusan gunung merapi, DPW SPI Yogyakarta juga telah mengembangkan demplot Tumpangsari di Lereng Merapi. Demplot ditanami dengan jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau. Demplot ini juga membuktikan bahwa lahan erupsi merapi tetap bisa ditanami kembali dengan tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga petani .

 

ARTIKEL TERKAIT
Peletakan batu pertama Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI Peletakan batu pertama Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI
Terlantar di Desa Sendiri, Terzholimi di Luar Negeri
Jangan serahkan urusan pangan pada perdagangan bebas Jangan serahkan urusan pangan pada perdagangan bebas
Konflik Agraria yang Tak Terselesaikan Kembali Tewaskan Anak Petani Konflik Agraria yang Tak Terselesaikan Kembali Tewaskan Anak...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU