MEDAN. Tadi sore (29/03), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Sumatran Youth Food Movement (SYFM) melakukan aksi solidaritas bagi petani SPI Desa Mekarjaya, Kecamatan Wampu, Langkat, Sumatera Utara (Sumut), yang lahan dan rumahnya dihancurkan oleh PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) pada 27/03/2017.
Aksi dimulai dengan melakukan long march di pintu 1 Universitas Sumatera Utara, Medan, yang dilanjutkan dengan orasi dan penyampaian pernyataan sikap. Dalam aksi ini, massa aksi membawa spanduk-spanduk bertuliskan “Laksanakan Reforma Agraria”, “Kembalikan Rumah dan Lahan Petani”, “Hentikan Kriminalisasi Terhadap Petani di Indonesia”, “Usut Tuntas Konflik Agraria di Sumut”, dan “Usir PT LNK dari Mekar Jaya, Langkat”.
Aksi juga menampilkan tujuh orang yang mengecat badannya dengan warna merah putih, masing-masing 1 huruf, hingga ketika ketujuhnya berdiri berdampingan terciptalah frase “USIR LNK”.
Koordinasi Aksi Andry Ansyari Harahap menyampaikan, PT LNK — yang 60 % sahamnya dikuasai oleh perusahaan swasta Malaysia — telah melanggar instruksi Presiden Jokowi mengenai percepatan reforma agraria. Selain itu PT LNK telah merampas hak-hak petani, menghilangkan sumber penghidupan petani, mengahncurkan tempat tinggal petani Mekarjaya. Padahal petani Mekarjaya adalah pemilik lahan yang sah, yang dibuktikan dari surat keputusan obyek landreform yang diterbitkan pada tahun 1979.
“Kami juga menuntut semua pihak berwenang untuk segera menyelesaikan konflik Mekarjaya dengan penyelesaian yang berpihak kepada petani kecil, terutama pihak Pemkab (Pemerintahan Kabupaten, red) Langkat yang belum menunjukkan itikad baik dan keseriusan dan penyelesaian konflik ini,” papar Andre.
“Usir, usir LNK, usir LNK sekarang juga dari Mekarjaya, dari nusantara. PT LNK adalah penjajah, dan penjajah harus diusir,” tegas Andry.
Sementara itu aksi juga menampilkan teatrikal dirampas dan digusurnya lahan petani, dan ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap.
“Petani kecil adalah penegak kedaulatan pangan, tanpa petani kita bukan apa-apa,” tutup Andry.